Modern dance adalah sebuah istilah yang digunakan secara luas di Amerika dan Inggris untuk mendenotasikan tari yang tidak berbasis pada aliran akademis ballet klasik. Sepanjang awal abad ke-20, praktisi seperti Isadora Duncan, Ruth St Denis, Martha Graham dan Doris Humphrey,
tari modern berkembang (sebagai sebuah aliran) yang berseberangan dengan ballet klasik, dengan menolak formalitas struktur dan kadang juga ketidakseriusan secara tematik dalam ballet klasik. Para perintis tari modern sengaja menjauhi hirarki kaku dalam ballet, dan lebih menyukai gaya gerakan yang lebih bebas ― misalnya lebih menyukai (menari dengan) kaki telanjang ketimbang bersepatu pointe. Orang-orang seperti Graham dan Humphrey mengembangkan metode-metode mereka sendiri dalam mengajar teknik baru yang diperlukan untuk menciptakan koreografi mereka. Subyek awal dari karya mereka seringkali sesuatu yang politis atau psikologis (Graham terutama dipengaruhi oleh psikologi Jungian dalam tariannya). Di kurun 1950an Cunningham maju satu langkah dalam bentuk dengan menelanjangi tari dari konteks literatur maupun naratif, sekaligus mengisolasi bentuknya dari iringan musikal. Di akhir abad ke-20, rintangan-rintangan antara ballet dan tari modern kurang ditekankan oleh para penari dan koreografer yang cenderung berkerja menggunakan kedua gaya tersebut (Craine dan Mackrell, 2000, 2004)
Modern dance, atau dalam Bahasa Indonesia berarti tari modern, adalah
suatu bentuk tarian yang terbentuk dan berkembang sejak dari awal abad 20.
Di beberapa tempat yang belum begitu mengenal tari modern seperti di Indonesia, ballroom dance serta concert dance juga masih dianggap sebagai bagian dari tari modern ini. Namun apabila dilihat dari latar belakang sejarah, tari modern ini sebenarnya dipelopori oleh penari-penari dari Amerika Serikat, serta penari-penari di beberapa negara di Eropa Barat yang “memberontak” terhadap ballet dance serta classical dance yang sedang booming saat itu. Beberapa penari yang paling terkenal dengan aksinya saat itu adalah Loie Fuller, Isadora Duncan and Ruth St. Denis. Aksi mereka dilandasi dengan factor kelemahan dari ballet dan classical dance sendiri, yaitu diperlukannya perlengkapan khusus selain musik, seperti kostum, sepatu tari, serta bahkan tata rias yang tebal. Beberapa dari perlengkapan tersebut tidak mampu dimiliki oleh orang-orang biasa dengan latar ekonomi yang rendah, yang juga punya ketertarikan besar untuk menari. Oleh sebab itu ketiga penari tersebut kemudian
menciptakan suatu free dance yang kemudian dikenal dengan cikal bakal dari tari
modern.
Share
0 comments:
Posting Komentar